Saya bersama 11 orang teman-teman dari komunitas jalan-jalan, yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia, berencana pergi ke Lombok dan mau menghabiskan waktu selama 2 hari 3 malam di sana. Sekitar 3 tahun yang lalu saya pernah melewati Bandara Internasional Lombok ( BIL ) pada kedatangan pertama saya ke Lombok. Saat itu bandara tersebut baru dibangun. Nyaris belum ada kehidupan di sana. Bahkan pak supir pun mengeluh karena lokasi bandara yang sangt jauh dari bandara Selaparang. Tapi saat ini kawasan tersebut sudah mulai ramai. Rupanya maksud dibuatnya bandara baru di Praya adalah untuk memajukan daerah Selatan Lombok. Saat naik ke mobil jemputan dari hotel, langsung disambut oleh lagu "Lombok itu indah" yang rupanya merupakan lagu wajib di semua mobil travel di Lombok. Karena belum makan malam, kami semua kelaparan. Selesai makan langsung meluncur ke penginapan yang berlokasi di pantai Kuta, sekitar 20 menit dari BIL. Sampai penginapan ada pembagian kamar, lalu kami langsung koordinasi untuk kepastian itinerary selama 2 hari di Lombok. Karena ingin merasakan petualangan di Lombok dengan sensasi yang berbeda, maka kami memutuskan akan menyewa 6 motor matic untuk mengunjungi pantai-pantai di sepanjang garis pantai Lombok Selatan ini. Karena kami telah mempelajari rute, keamanan dan jarak tempuhnya yang memungkinkan untuk ditempuh dengan motor. Konvoi beramai-ramai tentunya terasa lebih seru dan mengasyikkan. Malam itu juga kami langsung sewa motor di penginapan, supaya besok pagi bisa langsung berangkat tepat waktu. Kami pun segera beristirahat, menyiapkan tenaga untuk esok hari.
Keesokan harinya sehabis sarapan pagi, kami mengambil
peta Lombok yang boleh diambil secara cuma-cuma di penginapan, untuk dijadikan
pedoman petunjuk jalan. Setelah mengisi bensin dan angin ban motor, kami siap
tempur. Berikut adalah itinerary yang sudah saya buat.
Date
|
Day
|
Time
|
Itinerary
|
11-Jan
|
Fri
|
||
2030
|
Arrival LOP
|
||
Private transfer Praya - Homestay
|
|||
2359
|
O/N at Kuta (airport - Kuta = 20 mnt )
|
||
12-Jan
|
Sat
|
0600
|
Kuta beach
|
0700
|
Breakfast
|
||
0800
|
Off to Mawun beach
|
||
1100
|
Off to Selong Belanak beach
|
||
1145
|
Lunch /ishoma
|
||
1500
|
Off to Seger beach
|
||
1800
|
Off to homestay
|
||
13-Jan
|
Sun
|
0700
|
Breakfast at hotel
|
0800
|
Off to Pink (Tangsi) & Sebui beach, Gili Petelu
|
||
1300
|
Off to Tanjung Ringgit
|
||
1700
|
Off to Segarere
|
||
1800
|
Off to desa Sade
|
||
Rute dari pantai Kuta menuju pantai Mawun jalanannya
benar-benar off road. Ketika kami baru mulai jalan beberapa km, tiba-tiba motor
yang dikendarai Felly dan Dian jatuh terguling di tanjakan yang berlubang cukup
dalam, karena Felly tidak biasa mengendarai motor matic. Untungnya tidak ada
yang terluka parah dan motor tidak mengalami kerusakan. Sepanjang perjalanan
menuju pantai-pantai tujuan, mata kami banyak dimanjakan oleh pemandangan indah
di kiri dan kanan jalan. Saking banyaknya spot
yang bagus, akhirnya kami sering berhenti untuk mengambil foto.
Akhirnya sampailah kami di perhentian pertama yaitu
pantai Mawun. Pantai Mawun letaknya sedikit tersembunyi. Untungnya ada papan
nama yang jelas terlihat di pinggir jalan. Jalan masuknya adalah jalan
setapak yang hanya bisa dilalui oleh motor. Di ujung jalan sebelum bibir pantai,
terlihat beberapa rumah kayu sederhana yang ada tempat parkiran motor. Pantai
Mawun benar-benar pantai yang private,
di sana sepi sekali, hanya ada beberapa rumah penduduk. Saat itu tidak ada
pengunjung lain selain kami bersebelas. Walau pantainya tidak terlalu luas,
tetapi cukup bersih, dengan pasir pantai yang berwarna putih. Saat kami hendak
berfoto bersama spanduk yang kami bawa, tragedi pun terjadi lagi. Air laut yang
tadinya surut tiba-tiba datang menerjang tripod kamera andalan si Micky yang
berada di tempat tinggi di bibir pantai, hingga akhirnya kameranya terjun bebas
ke laut dan langsung mati total. Ketika hendak melanjutkan perjalanan ke pantai
Mawi, setelah semua motor sudah berangkat, tiba-tiba Micky tidak berhasil
menemukan kunci motor, karena masih galau akibat kameranya tercebur ke laut.
Walhasil sempat cari-carian lumayan lama karena takutnya jatuh di pantai, namun
ternyata akhirnya kuncinya ketemu di dalam tas kameranya Micky.
Kami segera melanjutkan perjalanan. Hingga akhirnya tragedi
berikutnya terjadi lagi. Ban dalam motor Indhry dan Dita tiba-tiba kempes. Sepertinya
bocor akibat jalanan yang jelek yang tidak rata. Kami sempat berhenti lama dan
mencari tukang tambal ban terdekat yang tentu saja agak susah mencarinya di
kampung yang sepi itu, akhirnya kami melewatkan pantai Mawi dan langsung menuju
pantai Selong Belanak. Pantai Selong Belanak merupakan pantai tempat bermain surfing. Banyak peselancar lokal maupun
asing yang berselancar di sana. Bentuk pantainya seperti teluk kecil, pasirnya
putih dan halus. Pantainya jauh lebih luas daripada pantai Mawun, dan lebih
ramai oleh pengunjung.
Perjalanan selanjutnya menuju pantai Seger.
Rute pergi ke pantai Mawun berbeda dengan rute pulangnya. Rute pulang melalui
Praya yang beraspal bagus dan mulus, sehingga perjalanan menjadi lebih cepat
dan lancar . Dari Kuta ke pantai Seger jaraknya dekat. Masih satu garis pantai.
Pantainya seperti teluk. Di sana ada bukit yang hijau seperti bukit rumahnya Teletubbies. Kami naik ke puncak bukit
untuk melihat matahari terbenam. Ternyata di balik bukit terdapat sawah di
pinggir laut. Pemandangannya bagus sekali. Sayangnya saat itu cuaca berawan,
sehingga tidak ada sunset. Tadinya
kami mau lihat sunset di Tanjung Aan, namun karena jaraknya satu jam perjalanan
dari pantai Seger, dan jalan kesana juga rusak parah, sehingga kami membatalkan
perjalanan ke sana. Menjelang magrib kami pun turun dari bukit karena takut
hujan dan trek-nya menjadi licin.
Karena tempat tujuan pada keesokan harinya yaitu Pink
beach dan Tanjung Ringgit jaraknya lumayan jauh apabila ditempuh menggunakan sepeda
motor, sehingga kami memutuskan untuk menyewa dua mobil saja. Walaupun
sebetulnya kami lebih senang menikmati keindahan pemandangan alam Lombok dengan
motor touring, karena lebih terasa petualangannya daripada naik mobil. Keesokan harinya setelah sarapan kami bagi 2
rombongan dalam 2 mobil. di mobil APV dengan supir namanya pak Andi,
penumpangnya : Nasrul, Candra, Laili, Felly, Indhry dan saya. Di mobil kijang :
Delila, Irma, Dian, Dita dan Micky. Rupanya ketika kami sebutkan Pink beach,
pak Andi dan temannya tidak tahu lokasinya ada di mana. Hanya berbekal
informasi bahwa Pink beach berada 1 km dari Tanjung Ringgit, karena Pink beach
tidak ada di google map. Rupanya keputusan kami untuk sewa mobil sangat tepat,
karena jalan menuju Tanjung Ringgit itu kurang lebih 2 jam perjalanan, dengan
kondisi jalan yang sama hancurnya dengan rute ke pantai Mawun. Kalau naik motor
sendiri pasti nyasar, karena jarang bertemu dengan orang yang bisa ditanya arah
jalan. Kami melewati teluk Awang dimana view-nya sangat cantik, sehingga
berhenti dulu untuk foto-foto.
Setelah melewati desa Jerowaru, dan bertanya kesana
kemari, akhirnya ada yang tau lokasi Pink beach. Ternyata penduduk di sana
menyebutnya Fink beach. Lokasinya sama dengan arah menuju Tanjung Ringgit, yang
namanya lebih terkenal. Rupanya memang belum banyak orang yang tahu jalan
menuju Pink beach, karena akses jalan ke sana masih jelek. Setelah nyaris putus
asa karena belum menemukan penunjuk arah ke Pink beach, akhirnya kami menemukan
papan penunjuk arah yang bertuliskan Fink beach. Rupanya lokasi Fink beach ini
berada di balik bukit yang terjal. Akses ke sana yaitu jalanan berbatu
besar-besar, benar-benar off road,
namun masih bisa dilalui dengan mobil APV dan kijang sewaan kami. Fink beach
rupanya warna pasirnya tidak terlalu berwarna pink ketika siang hari. Ketika sampai di pinggir pantai fink beach,
saat itu ramai sekali oleh pengunjung. Bahkan ada tukang es krim yang berjualan
di sana.
Sedikit kecewa dengan terlalu ramainya pengunjung
sehingga pantainya tidak terasa private, saya meminta supaya Candra menanyakan
harga sewa perahu ke pulau Sebui ke tukang perahu di pinggir pantai. Setelah tercapai
kesepakatan, kami segera naik boat dan 10 menit kemudian sampai di Sebui. Tapi
ternyata kami sempat kecewa, Sebui tidak seperti yang saya bayangkan dari
referensi yang saya baca dari blog travel seleb twitter, sepertinya lokasi yang
bagusnya harus berjalan ke balik pulau dahulu. Hanya ada dermaga kecil di sana
dan langsung menghadap laut dalam, alias tidak berpantai. Kami pun segera putar
haluan dan mencari peruntungan siapa tahu dapat menemukan pulau yang sepi dan
berpantai bagus. Perahu kami mendekati pulau terdekat, dan rupanya kami
tidak kecewa. Namanya pulau Tiga alias Gili Petelu. Pulaunya kecil sekali,
dengan karang-karang yang tajam ketika diinjak oleh kaki telanjang saya. Tidak
ada bangunan apapun di sana. Untungnya ada tangga naik ke atas bukit untuk naik
ke atas. Adanya surga itu benar adanya. View dari puncak bukit Gili Petelu
sangat cantik. Gradasi warna air laut yang biru bercampur warna koral kehijauan
sungguh menyejukkan mata. Karang bolong di pinggir pantai memecah ombak
yang datang dari segala penjuru, ternyata merupakan spot yang sangat asyik
untuk bermain dengan ombak. Segera saja kami semua terjun ke laut dan bercengkerama
dengan ombak yang datang bergulung-gulung, namun tidak terlalu besar. Sebisa
mungkin kami berenang menjauhi karang bolong karena takut terbawa ombak dan
menghantam karang yang tajam. Rasanya seperti bermain di kolam ombak Atlantis
di Ancol. Cuma bedanya ini di lautan lepas, bukan di kolam renang. View-nya
sungguh cantik. Benar-benar seperti pulau dan pantai milik pribadi. Namun
kesenangan kami harus berakhir, karena tak lama kemudian datanglah perahu lain
yang mendatangi pulau Tiga. Perahu kami
segera berlabuh dan meninggalkan Gili Petelu yang indah, cantik dan eksotis.
Photo credit : Dian Maharani |
Sampai di Fink beach 10 menit kemudian, kami langsung
bergegas menuju Tanjung Ringgit tanpa ganti baju lebih dahulu, karena berharap
bisa berenang di sana juga. Lokasi tanjung Ringgit hanya 1 km dari Fink beach.
Tanjung Ringgit merupakan Tanjung di ujung selatan Lombok, berupa tebing tinggi
yang menyerupai kepala komodo, yang menjadi centre
keindahan tempat ini. Dari pinggir tebing kelihatan pulau Sumbawa nun jauh di
sebrang sana. Panorama tebingnya sangat indah, mirip seperti Uluwatu di Bali.
Deru ombak bergulung memecah menghantam pinggir tebing. Cuma sayangnya karena
sekelilingnya yang ada hanya tebing tinggi, tidak ada pantai yang landai,
sehingga tidak bisa berenang di sana. Ada beberapa peninggalan zaman Jepang
seperti goa Jepang dan menara pandang. Cuma karena kami sudah tidak bisa
menahan rasa lapar, kami segera pergi dari sana dan mencari tempat makan di
Jerowaru. Sehabis makan dan ganti baju kami melanjutkan
perjalanan ke desa Sukarare, yaitu merupakan desa penenun kain Lombok. Beberapa
dari kami membeli kain tenun yang cantik untuk oleh-oleh dan belajar menenun
kain dan kami juga diperbolehkan mengenakan pakaian tradisional Lombok tersebut.
Tujuan terakhir adalah desa Sade suku Sasak.
Lokasinya yang berada di pinggir jalan antara BIL dan Kuta mudah sekali
ditemukan. Kami mengunjungi salah satu rumah tertua di sana, dan masuk ke
dalamnya dengan dipandu oleh guide lokal. Petualangan saya bersama
teman-teman di Lombok kali ini
benar-benar seru, tentunya tidak akan terlupakan. Tentunya masih banyak sekali
destinasi wisata menarik lainnya di pulau Lombok, sehingga menurut saya layak
untuk direkomendasikan menjadi tuan rumah tempat diselenggarakannya acara World Travel
Writer Gathering 2015.
Info Umum:
- Sewa Penginapan : 250K / malam
- Xtra Bed : 50K
- Transport Bandara PP : 40K/ org ( 100K/ mobil khusus antar jemput bandara)
- Sewa motor: 50K (matic/non)
- Sewa mobil : 500K (nett)
- Parkir Motor: 2K
- Sewa Perahu @ Pink Beach : 100K utk 9 org
Urunan Tim :
370K x 11 org = 4,070K
150K x 11 org = 1,650K
150K x 11 org = 1,650K
4,070K + 1,650K + 1,650= 7,370K
Sewa Penginapan:{(250K x 3 kmr x 3 mlm)+ (50K x 3 kmr x 3 mlm)+ (225K x 1 kmr x 3 mlm)}
= 3,375K (* 1kmr non tv
Transport bandara PP: 400K (2mobil, 11org)
Makmal @ bandara = 192K
Aqua 1L, 12 pcs = 60K
Sewa Motor: 50K x 6 unit = 300K
Isi Bensin + Angin: 60K + 10K = 70K
Maksi @ Selong Belanak : 173K
Parkir Motor @ Mawun, Selong, Seger : 2K x 6 x 3 = 36K ;
Makmal @ Kuta : 515K
Sewa 2 Mobil : 1,000K
Sopir 2 org : 200K (sukarela)
Minum + Snack : 78 K
Sewa Perahu : 150K
Maksi @ Minarasa : 371K
Guide Ds. Sade : 30K (sukarela)
Makmal @ Kuta : 305K
Tips Sopir ke Bandara : 50K
Sarapan @ bandara : 65K
Saldo:
7,370K - (3,375K + 400K + 192K + 60K) + (300K + 70K + 173K + 36K + 515K) + (1,000K + 200K + 78K + 150K + 371K + 30K + 305K) + ( 50K + 65K) = 0K
Total biaya per-orang : 670K