Kiki's photo album
Senin, 17 Januari 2011
Pulau Untung Jawa & Pulau Rambut , pantai berpasir putih nan indah yang tersembunyi di kepulauan Seribu (part 2)
Kapal kecil kami yang dipakai untuk kembali ke Untung Jawa ditebengi oleh Bapak penjaga pulau dan anak-anak UI yang tadi ikutan surveydengan gratisan (ih enak bener :p). Hawa laut membuat kami menjadi lapar bukan kepalang. Kamipun bertanya kepada si bapak penjaga pulau, dimanakah tempat makan seafood yang paling enak di sana ? Lalu ditunjukkanlah warung seafood bu Sani yang ternyata memang laku keras sekali warungnya, karena para rombongan mahasiswa UI sebanyak kurang lebih 150 orang itu juga makan di sana. Kami pun segera memesan ikan kue-kue bakar, cumi baker, udah laut ukuran besar saos tiram, tak lupa sebatok es kelapa muda, slurp,,jangan pakai lama gan !
Setelah ishoma, puas menikmati hidangan laut yang segar dan sambal yang super enak, dan harganya semua tidak lebih dari 30 ribu rupiah saja ! kami pun memutuskan untuk menglilingi pulau Untung Jawa sambil naik sepeda sewaan. Lucunya saat kami naik kapal, makan , dan sewa sepeda, saat kami tanya bayar berapa ? semuanyadijawab: bayarnya nanti aja ! hahaha.
Wah tes kejujuran nih, lagipula kalau kita mau kabur tidak bayar juga memangnya mau lari ke mana ? pulau gitu loh :p
Pulau ini memang sudah disetting sebagai tempat pariwisata, seperti pulau Pramuka, Tidung dan beberapa pulau besar lainnya. Banyak terdapat penginapan yang harganya bervariatif, ada tourism center-nya, tempat penyewaan alat selam, penyewaan sepeda, tempat penjualan cindera mata dari kerang serta hiasan laut lainnya. Di sini juga ada balai besar serta panggung kecil yang memang ditujukan untuk keperluan meyambut tamu dalam rombongan besar, yang ingin mengadakan acara
seperti arisan, bakti sosial, liburan keluarga dan sebagainya.
Ternyata sepeda sewaan membawa berkah buat mbak Nia, karena ini kali pertama dia belajar naik sepeda dan langsung bisa ! hebat. Kami pun bersepeda mengelilingi jalan yang di paving blok, membeli dodol rumput laut yang enak (1 kotak 6 rb), melalui dermaga di mana byk terdapat mainan untuk anak-anak seperti ayunan dan perosotan, serta byk org berenang di pingir pantai. Kami pun terus bersepeda hinga ke belakang. Dan sampailah kami ke bagian pantai yang letaknya di belakan pulau. Pasirnya putih jernih, lautnya tenang walau sedikit berombak, bagus sekali. Di sana ada warung serta bale -bale. Sungguh nikmat rasanya tidur menumpang di bale-bale tersebut sambil mendengarkan suara ombak dan menghirup udara laut yang segar. Wah rasanya terbayar jauh- jauh datang ke sini, bisa menikmati pemandangan yang cukup menarik. So see you in the next trip :D
Adapun estimasi biaya adalah sbg berikut :
naik damri ke bandara = 20 sampai 30 rb (tergantung lokasi )
naik angkot bandara yg warna abu2 untuk menuju pintu
belakang bandara = 4 rb,
akhirnya angkotnya kita carter sekalian sampai ke teluk naga bablas sampai tanjung
pasir = seorang patungan 14 rb (no kontak supir angkot boleh tanya di inbox)
tiket masuk tanjung pasir = 4 rb
naik kapal ke Untung jawa = PP 20 rb
naik kapal dari Untung Jawa – pulau Rambut = PP 20 rb
biaya ‘lain2’ (nanyana di inbox aja ya ini buat biaya apa :p) = 5 rb
makan seafood di warung seafood ibu Sani (contoh kasus :
nasi + ikan kue2 gede bgt ikannya 9 ons + udang besar2 saos tiram 5 ons + cuminya 6 ons + lalap + es teh (bisa refill)+ aqua gelas + = 30 rb aja
es kelapa batok = 7 rb
sewa sepeda keliling pulau 0,5 jam + aqua gelas = 5 rb
Jadi total biaya ke sana PP sehari saja + lain2 = 161 rb
tempat penginapan di sana relatif harganya, kita sih ga nginep, cuma nanya2 ada 1 kamar 200 rb semalam
utk 6 org
Pulau Untung Jawa & Pulau Rambut , pantai berpasir putih nan indah yang tersembunyi di kepulauan Seribu (part 1)
“Zak, kamu mau ikut ke pulau Untung Jawa nggak ?”, tanya mbak Nia (salah satu temen traveling gila-gilaan ) via ym. Pulau Untung Jawa di mana ya ? Baru denger, langsung saja saya googling, liat foto-fotonya di web orang, wah keknya boleh juga nih tempatnya, layak dikunjungi. Pantainya putih bersih, lautnya bagus, banyak terdapat penginapan yang harganya cukup terjangkau, makanan seafood di sana terkenal enak dan murah , sehingga banyak juga pejabat kabupaten yang sering makan di sana dan ternyata memang salah satu pulau favorit tujuan wisata orang Tangerang pada akhir pekan. Pulau Untung Jawa merupakan salah satu pulau terluar dari gugusan kepulauan seribu. Pulau ini terletak tidak jauh dari Tanjung Pasir, Tangerang, hanya berjarak 30 menit dengan menyebrang naik kapal kecil bermuatan kira-kira sekitar 30 penumpang. Nah sekarang, bagaimanakah caranya menuju Tanjung Pasir ? Kata mbak Nia, kita bisa naik bis Damri ke bandara Soekaro-Hatta, lalu turun di terminal 2, lalu naik angkot khusus bandara yang berwarna abu-abu menuju pintu belakang bandara (bayar 4 rb rupiah), dari sana naik angkot ke kampung melayu (Teluk Naga), dari kampung melayu naik angkot lagi ke Tanjung Pasir.
Akhirnya pada hari Sabtu tanggal 5 Juni kemarin, berangkatlah kami berlima, mbak Nia, Pepeng, Gita, Shino dan saya ke sana. Meeting point di resto Tony & Jack terminal 2 (terminal untuk penerbangan internasional), bandara Soetta jam 7 pagi, membuat kami merasa akan pergi ke luar negeri saja :p Bahkan ada cerita lucu, yaitu ketika mbak Nia yang naik Damri dari Bogor, ketika di dalam Damri teman sebangkunya menanyakan akan turun di terminal mana, dia menjawab di terminal 2. Tak lama kemudian mbak Nia menerima telefon dari kakaknya yang menanyakan sekarang sedang berada di mana, dan dia menjawab, saya lagi di damri ke bandara, mau liburan ke pulau Seribu ! Lho kok nggak nyambung pisan, sontak saja teman sebangkunya mbak Nia terheran-heran, mau ke pulau seribu kok turun di terminal 2, gaya bener dah, dan mbak Nia hanya bisa terkekeh-kekeh :p
Setelah semua kontingen datang lengkap (minus Shalimma yang batal berangkat karena dikira perginya hari minggu :p), kamipun segera sarapan. Lalu tak lama kemudian angkot bandara warna abu-abu yang kami tunggu segera datang, langsung saja kami bergegas untuk naik. Tak lama kemudian mobil segera berangkat dan kami bertanya pada supir bayar berapa naik sampai belakang bandara (4 ribu rupiah), dan bagaimana cara mencapai Tanjung pasir, dan pulang kembali kembali ke bandara. Lalu tak lama kemudian Pepeng dan sayaberfikir kenapa nggak sekalian dicarter saja angkotnya sampai Tanjung Pasir. Setelah nego dengan sang supir, akhirnya diputuskan bahwa kami berlima harus membayar 70 ribu rupiah sampai ke Tanjung Pasir. Tak lupa kami meminta no hp supir angkot supaya bisa kami kontak untuk segera menjemput kami di Tanjung Pasir ketika pulang.
Perjalanan dari bandara sampai Tanjung Pasir melewati Teluk Naga kurang lebih sekitar 45 menit. Sepanjang perjalanan , di sebelah kiri kita disuguhin pemandangan sawah hijau terhampar luas, benar-benar pemandangan yang menyejukkan mata. Sedangkan di sebelah kanan kita, disuguhi pemandangan penduduk sekitar yang melakukan MCK (mandi cuci kakus) di kali sepanjang jalan. Waduh kaya tinggal di bantaran kali Ciliwung saja nih :p benar-benar pemandangan seperti di kampung saja, unik sekali. Jalanan aspal yang semula rata dan mulus, mulai berlubang dan becek setelah melalui Teluk Naga. Tak terasa setelah menikmati pemandangan menabjukkan selama perjalanan, akhirnya sampailah kami di Tanjung Pasir. Tanjung Pasir merupaka dermaga/ starting point kapal-kapal kecil menuju pulau Untung Jawa dan ke pulau-pulau terdekat lainnya, sekali naik kita membayar sebesar 10 ribu rupiah. Kita bisa naik kapal untuk sekali jalan, atau janjian untuk naik kapal yang sama untuk pulangnya, tapi tidak usah khawatir tidak akan dijemput, soalnya masih banyak kapal nelayan yang lain yang bisa kita naikin untuk pulang ke Tanjung Pasir. Perjalanan naik kapal dari Tanjung Pasir menuju pulau Untung Jawa selama 30 menit. Setelah sampai di Untung Jawa, kami sempat bingung, mau langsung turun atau langsung menyebrang ke pulau Rambut yang jauhnya hanya 10 menit naik kapal dari Untung Jawa. Akhirnya diputuskan untuk naik kapal yang lain (bayar tiket PP 20 ribu ) , yang mau mengantarkan kami ke pulau Rambut. karena kami tidak punya izin untuk masuk pulau Rambut, karena kapal yang kami naiki sebelumnya tidak mau mengantarkan kami ke sana tanpa surat izin dari BKSDA.
Pulau Rambut merupakan cagar alam untuk burung yang dilindungi, diperkirakan sekitar 20.000 burung hidup di pulau ini. Di bulan Maret sampai September, jumlah itu meningkat menjadi hingga 50.000 burung. Burung-burung itu diperkirakan datang dari Australia. Pulau ini juga didiami oleh beberapa jenis hewan lainnya seperti reptil. Nama resminya memang Suaka Margasatwa Pulau Rambut yang dikelola oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam (di bawah Departemen Kehutanan) atau nama kerennya Natural Resources Conservation Center (BKSDA). Untuk memasuki pulau ini kalau rombongan harus minta izin ke kantor BKSDA di Salemba, tapi kalau orangnya tidak banyak,,,, (speak-speak dikitlah sama penjaga pulaunya, ngajarin nggak bener nih :devilish:)
Akhirnya kami diizinkan masuk ke pulau Rambut, namun karena ternyata banyak ular di dalam hutannya, akhirnya kami hanya bermain-main saja di tepi pantainya yang pasirnya putih dan halus, namu sayangnya kotor karena sampah bawaan dari Jakarta yang terbawa ombak. Air lautnya cukup jernih, sehingga dapat terlihat jelas ikan-ikan kecil yang berenang. Di sana juga banyak terdapat kerang-kerang yang bagus untuk dijadikan hiasan kolam. Tapi kalau buat spot snorkel sih tidak ada terumbu karang yang bagus seperti di pulau – pulau yang letaknya lebih jauh ke utara kepulauan seribu.
Saat kami tiba di pulau Rambut, ternyata ada rombongan mahasiswa UI yang tergabung dalam komunitas “Go green”, ternyata mereka mau mengadakan acara bakti sosial yaitu penanaman pohon bakau mangrove di sekitar pantai pulau Rambut. Terlintas di fikiran kami mungkin dari komunitas DF buat bakti sosial selanjutnya yang ke 6 atau bakti sosial selanjutnya, bisa mengadakan hal yang serupa, sambil melakukan aksi sosial bersih-bersih pantai di pulau Rambut heheheh. Setelah puas mengagumi keindahan pantai pulau Rambut, dan puas berfoto narsis ria, selama 1 jam, akhirnya kami kembali ke kapal, dan melanjutkan perjalanan menyeberang kembali ke pulau Untung Jawa.
Pulau untung Jawa
~~~ to be continued ~~~
Lombok, pulau seribu masjid (Part I )
Jarak penerbangan antara Bali – Lombok, kurang lebih hanya 30 menit naik pesawat. Hanya selama saya menghabiskan snack minuman kotak yang dibagikan ketika di atas pesawat. Benar-benar penerbangan yang singkat sekali. Kedatangan kami di bandara Selaparang disambut dengan mati lampu, hujan deras, dan rombongan Marshanda community, fans berat Marshanda. Kebetulan si Marshanda duduk di belakang saya di dalam pesawat Garuda (gayaa). Pantesan Pramugara-nya salting sekali, bikin geer aja, nggak taunya karena ada artis yang seat-nya di belakang saya.
Kami ber-enam tiba di Lombok bertepatan dengan acara “lebaran Ketupat” yaitu acara para muda mudi di Lombok dengan berkumpul dan bercengkrama sesama teman-teman di sepanjang pantai Senggigi. Acara ini biasanya berlangsung selama beberapa hari setelah lebaran. Walaupun hujan menguyur kota Mataram dengan lebat, namun tidak mengurangi antusiasme para penduduk lokal yang tetap ingin menikmati suasana “ketupat lebaran”. Tapi untung juga saat itu hujan lebat, sehingga lalu lintas tidak macet dikarenakan banyak orang yang berkumpul sehingga menyebabkan kemacetan menuju tempat penginapan kami di Senggigi beach hotel (gayaaa lagi).
Saat ini sudah dibangun internasional airport di Lombok, nantinya akan digunakan sebagai pengganti internasional airport di Bali yang sekarang sudah kumuh sekali karena kurang maintenance, sungguh sangat disayangkan sekali. Namun letak airport yang baru agak lebih jauh dari pemukiman penduduk. Mungkin oleh sebab itu hingga saat ini bandara barunya belum beroperasi.
Kesan pertama saya ketika melihat kota Mataram pada keesokan harinya adalah, pulau ini benar-benar bersih sekali. Tidak ada sampah yang terserak baik di jalan maupun di sepanjang trotoar, baik di dalam kota ataupun sepanjang jalan menuju luar kota. Yang terhampar hanyalah pemandangan rumput menghijau di sepanjang jalan, benar-benar menyejukkan mata. Lombok merupakan salah satu pulau terbersih dan terindah yang pernah saya lihat. Kemanapun kita pergi, sepanjang mata memandang yang terlihat hanyalah pinggir pantai yang indah dan bersih, pohon yang hijau, sawah yang padinya menguning, begitu banyak keindahan alam yang terhampar di depan mata. Pak Antok, sang driver sewaan yang merangkap guide kami selama city tour banyak memberikan informasi mengenai penduduk setempat. Katanya Gubernur Mataram yang sekarang masih baru, (istrinya kebetulan kerabat dekat pak Jusuf Kalla), orangnya masih muda sekali, dan jujur , oleh karena itu pembangunan di kota Mataram benar-benar maksimal dalam segala aspek, sehingga sarana dan prasarana sampai infrastruktur kota dibangun dengan baik. Terutama prasarana jalan raya yang menghubungkan antar kota benar-benar mulus, hampir tidak ada jalanan berlubang, bukit yang longsor di jalan raya juga segera diperbaiki supaya tidak mengganggu kenyamanan perjalanan. Semuanya tertata rapih di pulau yang hampir di setiap sudut kotanya terdapat banyak masjid, sehingga terkenal dengan sebutan pulau seribu masjid.
bersambung...............
Langganan:
Postingan (Atom)