Kiki's photo album

Senin, 17 Januari 2011

Pulau Untung Jawa & Pulau Rambut , pantai berpasir putih nan indah yang tersembunyi di kepulauan Seribu (part 1)


“Zak, kamu mau ikut ke pulau Untung Jawa nggak ?”, tanya mbak Nia (salah satu temen traveling gila-gilaan ) via ym. Pulau Untung Jawa di mana ya ? Baru denger, langsung saja saya googling, liat foto-fotonya di web orang, wah keknya boleh juga nih tempatnya, layak dikunjungi. Pantainya putih bersih, lautnya bagus, banyak terdapat penginapan yang harganya cukup terjangkau, makanan seafood di sana terkenal enak dan murah , sehingga banyak juga pejabat kabupaten yang sering makan di sana dan ternyata memang salah satu pulau favorit tujuan wisata orang Tangerang pada akhir pekan. Pulau Untung Jawa merupakan salah satu pulau terluar dari gugusan kepulauan seribu. Pulau ini terletak tidak jauh dari Tanjung Pasir, Tangerang, hanya berjarak 30 menit dengan menyebrang naik kapal kecil bermuatan kira-kira sekitar 30 penumpang. Nah sekarang, bagaimanakah caranya menuju Tanjung Pasir ? Kata mbak Nia, kita bisa naik bis Damri ke bandara Soekaro-Hatta, lalu turun di terminal 2, lalu naik angkot khusus bandara yang berwarna abu-abu menuju pintu belakang bandara (bayar 4 rb rupiah), dari sana naik angkot ke kampung melayu (Teluk Naga), dari kampung melayu naik angkot lagi ke Tanjung Pasir.



Akhirnya pada hari Sabtu tanggal 5 Juni kemarin, berangkatlah kami berlima, mbak Nia, Pepeng, Gita, Shino dan saya ke sana. Meeting point di resto Tony & Jack terminal 2 (terminal untuk penerbangan internasional), bandara Soetta jam 7 pagi, membuat kami merasa akan pergi ke luar negeri saja :p Bahkan ada cerita lucu, yaitu ketika mbak Nia yang naik Damri dari Bogor, ketika di dalam Damri teman sebangkunya menanyakan akan turun di terminal mana, dia menjawab di terminal 2. Tak lama kemudian mbak Nia menerima telefon dari kakaknya yang menanyakan sekarang sedang berada di mana, dan dia menjawab, saya lagi di damri ke bandara, mau liburan ke pulau Seribu ! Lho kok nggak nyambung pisan, sontak saja teman sebangkunya mbak Nia terheran-heran, mau ke pulau seribu kok turun di terminal 2, gaya bener dah, dan mbak Nia hanya bisa terkekeh-kekeh :p



Setelah semua kontingen datang lengkap (minus Shalimma yang batal berangkat karena dikira perginya hari minggu :p), kamipun segera sarapan. Lalu tak lama kemudian angkot bandara warna abu-abu yang kami tunggu segera datang, langsung saja kami bergegas untuk naik. Tak lama kemudian mobil segera berangkat dan kami bertanya pada supir bayar berapa naik sampai belakang bandara (4 ribu rupiah), dan bagaimana cara mencapai Tanjung pasir, dan pulang kembali kembali ke bandara. Lalu tak lama kemudian Pepeng dan sayaberfikir kenapa nggak sekalian dicarter saja angkotnya sampai Tanjung Pasir. Setelah nego dengan sang supir, akhirnya diputuskan bahwa kami berlima harus membayar 70 ribu rupiah sampai ke Tanjung Pasir. Tak lupa kami meminta no hp supir angkot supaya bisa kami kontak untuk segera menjemput kami di Tanjung Pasir ketika pulang.



Perjalanan dari bandara sampai Tanjung Pasir melewati Teluk Naga kurang lebih sekitar 45 menit. Sepanjang perjalanan , di sebelah kiri kita disuguhin pemandangan sawah hijau terhampar luas, benar-benar pemandangan yang menyejukkan mata. Sedangkan di sebelah kanan kita, disuguhi pemandangan penduduk sekitar yang melakukan MCK (mandi cuci kakus) di kali sepanjang jalan. Waduh kaya tinggal di bantaran kali Ciliwung saja nih :p benar-benar pemandangan seperti di kampung saja, unik sekali. Jalanan aspal yang semula rata dan mulus, mulai berlubang dan becek setelah melalui Teluk Naga. Tak terasa setelah menikmati pemandangan menabjukkan selama perjalanan, akhirnya sampailah kami di Tanjung Pasir. Tanjung Pasir merupaka dermaga/ starting point kapal-kapal kecil menuju pulau Untung Jawa dan ke pulau-pulau terdekat lainnya, sekali naik kita membayar sebesar 10 ribu rupiah. Kita bisa naik kapal untuk sekali jalan, atau janjian untuk naik kapal yang sama untuk pulangnya, tapi tidak usah khawatir tidak akan dijemput, soalnya masih banyak kapal nelayan yang lain yang bisa kita naikin untuk pulang ke Tanjung Pasir. Perjalanan naik kapal dari Tanjung Pasir menuju pulau Untung Jawa selama 30 menit. Setelah sampai di Untung Jawa, kami sempat bingung, mau langsung turun atau langsung menyebrang ke pulau Rambut yang jauhnya hanya 10 menit naik kapal dari Untung Jawa. Akhirnya diputuskan untuk naik kapal yang lain (bayar tiket PP 20 ribu ) , yang mau mengantarkan kami ke pulau Rambut. karena kami tidak punya izin untuk masuk pulau Rambut, karena kapal yang kami naiki sebelumnya tidak mau mengantarkan kami ke sana tanpa surat izin dari BKSDA.



Pulau Rambut merupakan cagar alam untuk burung yang dilindungi, diperkirakan sekitar 20.000 burung hidup di pulau ini. Di bulan Maret sampai September, jumlah itu meningkat menjadi hingga 50.000 burung. Burung-burung itu diperkirakan datang dari Australia. Pulau ini juga didiami oleh beberapa jenis hewan lainnya seperti reptil. Nama resminya memang Suaka Margasatwa Pulau Rambut yang dikelola oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam (di bawah Departemen Kehutanan) atau nama kerennya Natural Resources Conservation Center (BKSDA). Untuk memasuki pulau ini kalau rombongan harus minta izin ke kantor BKSDA di Salemba, tapi kalau orangnya tidak banyak,,,, (speak-speak dikitlah sama penjaga pulaunya, ngajarin nggak bener nih :devilish:)



Akhirnya kami diizinkan masuk ke pulau Rambut, namun karena ternyata banyak ular di dalam hutannya, akhirnya kami hanya bermain-main saja di tepi pantainya yang pasirnya putih dan halus, namu sayangnya kotor karena sampah bawaan dari Jakarta yang terbawa ombak. Air lautnya cukup jernih, sehingga dapat terlihat jelas ikan-ikan kecil yang berenang. Di sana juga banyak terdapat kerang-kerang yang bagus untuk dijadikan hiasan kolam. Tapi kalau buat spot snorkel sih tidak ada terumbu karang yang bagus seperti di pulau – pulau yang letaknya lebih jauh ke utara kepulauan seribu.



Saat kami tiba di pulau Rambut, ternyata ada rombongan mahasiswa UI yang tergabung dalam komunitas “Go green”, ternyata mereka mau mengadakan acara bakti sosial yaitu penanaman pohon bakau mangrove di sekitar pantai pulau Rambut. Terlintas di fikiran kami mungkin dari komunitas DF buat bakti sosial selanjutnya yang ke 6 atau bakti sosial selanjutnya, bisa mengadakan hal yang serupa, sambil melakukan aksi sosial bersih-bersih pantai di pulau Rambut heheheh. Setelah puas mengagumi keindahan pantai pulau Rambut, dan puas berfoto narsis ria, selama 1 jam, akhirnya kami kembali ke kapal, dan melanjutkan perjalanan menyeberang kembali ke pulau Untung Jawa.
Pulau untung Jawa



~~~ to be continued ~~~

4 komentar:

  1. halo salam kenal ^^ itu fotonya udah ada haha

    BalasHapus
  2. kalo ada cara travelling gila2an lagi ajak2 yah.. pure.wanti@gmail.com
    Lam kenal... Travelista...

    BalasHapus