Saya sampai di Osaka tengah
malam. Karena sudah tidak ada subway tengah malam, dan sepertinya tidak bisa
menumpang tidur di stasiun, katanya sekarang kalau menumpang tidur di stasiun
bisa ditangkap polisi, akhirnya saya memutuskan untuk naik taksi saja ke
apartemen teman kuliah saya, Kristin. Kalo kata penulis buku yang saya baca,
naik taksi di Jepang itu sama saja dengan mengacaukan rencana traveling di
Jepang, karena mahal sekali argo buka pintunya. Travelmate saya juga sudah memperingatkan,
jangan sampai naik taksi argonya malah lebih mahal daripada harga sewa kamar.
Pas buka pintu taksi saya lihat argonya mulai dari 600 JPY. Saya tanya jarak
dari stasiun sampai lokasi yang saya tuju berapa jauh, kata supir taksi sekitar
10 menit *makin lemes. Ternyata supir taksi tidak tahu lokasi persis gedung
apartemennya, sehingga saya minta turun di stasiun terdekat. Argo yang saya
bayar sebesar 1,500 JPY.
Suhu di Osaka tengah malam sangat dingin sekali. Kata
teman saya, cari gedung yang paling tinggi. Setelah saya keliling bolak balik,
masih nggak ketemu gedung apartemennya. Hingga akhirnya ada toko
minimarket Lawson yang buka 24 jam, saya masuk ke sana. Kalau masih nggak
ketemu, lebih baik menunggu hingga pagi di Lawson saja. Saya bertanya kepada
kasir apakah ada telefon umum, dia bilang tidak ada. Saya lalu menanyakan apakah
dia tahu letak apartemen yang saya cari, dia lalu mengeluarkan peta, ternyata
letaknya 1 blok di belakang Lawson. Akhirnya ketemu juga apartemen yang dicari. Namun
saya tidak mengerti cara masuk ke dalam apartemen, harus memencet beberapa
tombol supaya pintunya terbuka. Tak lama kemudian, keluarlah seorang wanita
dari pintu keluar apartemen tersebut, saya minta tolong mau pinjam HP-nya untuk
menelefon teman saya. Eh dikasih pinjam, malah saya juga diantar sampai depan
pintu kamar apartemen teman saya tadi. Baik sekali ya wanita
ini. Untungnya saat itu Kristina memang lagi bangun tengah malam karena
sedang menyusui baby-nya, jadi saya tidak menggangu tidurnya. Sayangnya
kedatangan saya di Osaka berbarengan dengan habisnya liburan tahun baru si
Kristin, sehingga dia tidak bisa mengantar saya keliling Osaka.
Keesokan
harinya, berbekal hand phone yang dipinjamkan Kristin, dan panduan arah dari
Kristin dan Yos serta peta yang saya pegang, saya keliling Osaka
sendirian. Setelah sempat nyasar karena salah naik subway, akhirnya berada pada
jalur yang benar. Saat di subway, tiba-tiba ada seorang pria arab (ganteng)
yang menghampiri dan bertanya apakah saya nyasar karena megangin peta melulu,
dan apakah saya berasal dari Indonesia. Bukan main terkejutnya, lagi di negri
orang, masih ada saja yang tahu bahwa saya orang Indonesia.
Tempat pertama yang saya tuju adalah : Yodobashi camera, merupakan tempat penjualan elektronik terbesar di Osaka. Setelah puas cuci mata, saatnya makan siang. Salah satu kuliner yang terkenal di Jepang adalah restoran Korea yang dimiliki oleh orang Korea asli yaitu di Tsuruhashi Korean Market (kampung dan pasar tradisonal orang korea, banyak yang jual kimchi), akses bisa dengan LOOPline juga. Bentuk restorannya seperti rumah biasa saja. Saya sempat parno ketika dibawa masuk ke ruangan atas rumah itu, ternyata restoran tersebut memang berada di lantai 2, sedangkan lantai bawahnya merupakan rumah hunian biasa. Makanan khas Korea, Kimchi, kurang mantap rasanya di lidah saya, karena terlalu manis. Ibu-ibu Korea yang punya rumah bertanya asal saya dari mana, sepertinya jarang bertemu dengan orang Indonesia (disangka liburan kuliah). Selesai makan siang, saya segera menuju Osaka castle naik subway. Taman di sekitar Osaka castle sangat bersih, seperti umumnya taman-taman kota di Jepang. Sungai yang mengalir di tengah-tengah taman juga airnya sangat bersih, benar-benar nyaman berkeliling ke sana ke mari. Saat di sana saya bareng dengan rombongan orang-orang yang saya duga berasal dari Laos ( dari bahasanya), karena raut mukanya plek sama dengan orang Indonesia kebanyakan, mereka juga ngeliatin saya, dan menebak-nebak apakah saya serumpun dengan mereka (liat-liatan deh). Setelah berjalan cukup jauh ke dalam, akhirnya sampai di castle. Kastil ini berdiri kokoh sekali, seperti yang biasa saya lihat di gamba-gambar. Karena keterbatasan waktu, saya tidak masuk ke dalam castle, hanya berfoto di depannya, dan di taman sekitarnya. Hari mulai senja, saya bergegas menuju area perkantoran di sungai sebrang kastil. Ketika masuk ke dalam gedung untuk naik tangga penyebrangan, tidak sengaja melihat kantor pos. Saya lalu masuk untuk membeli perangko, ternyata ada ATM , saya coba ambil uang dengan kartu BCA, ternyata bisa, syukurlah. Pepohonan di sekitar perkantoran ini masih banyak yang berwarna merah, sisa-sisa musim gugur, indah sekali warnanya.
Tempat pertama yang saya tuju adalah : Yodobashi camera, merupakan tempat penjualan elektronik terbesar di Osaka. Setelah puas cuci mata, saatnya makan siang. Salah satu kuliner yang terkenal di Jepang adalah restoran Korea yang dimiliki oleh orang Korea asli yaitu di Tsuruhashi Korean Market (kampung dan pasar tradisonal orang korea, banyak yang jual kimchi), akses bisa dengan LOOPline juga. Bentuk restorannya seperti rumah biasa saja. Saya sempat parno ketika dibawa masuk ke ruangan atas rumah itu, ternyata restoran tersebut memang berada di lantai 2, sedangkan lantai bawahnya merupakan rumah hunian biasa. Makanan khas Korea, Kimchi, kurang mantap rasanya di lidah saya, karena terlalu manis. Ibu-ibu Korea yang punya rumah bertanya asal saya dari mana, sepertinya jarang bertemu dengan orang Indonesia (disangka liburan kuliah). Selesai makan siang, saya segera menuju Osaka castle naik subway. Taman di sekitar Osaka castle sangat bersih, seperti umumnya taman-taman kota di Jepang. Sungai yang mengalir di tengah-tengah taman juga airnya sangat bersih, benar-benar nyaman berkeliling ke sana ke mari. Saat di sana saya bareng dengan rombongan orang-orang yang saya duga berasal dari Laos ( dari bahasanya), karena raut mukanya plek sama dengan orang Indonesia kebanyakan, mereka juga ngeliatin saya, dan menebak-nebak apakah saya serumpun dengan mereka (liat-liatan deh). Setelah berjalan cukup jauh ke dalam, akhirnya sampai di castle. Kastil ini berdiri kokoh sekali, seperti yang biasa saya lihat di gamba-gambar. Karena keterbatasan waktu, saya tidak masuk ke dalam castle, hanya berfoto di depannya, dan di taman sekitarnya. Hari mulai senja, saya bergegas menuju area perkantoran di sungai sebrang kastil. Ketika masuk ke dalam gedung untuk naik tangga penyebrangan, tidak sengaja melihat kantor pos. Saya lalu masuk untuk membeli perangko, ternyata ada ATM , saya coba ambil uang dengan kartu BCA, ternyata bisa, syukurlah. Pepohonan di sekitar perkantoran ini masih banyak yang berwarna merah, sisa-sisa musim gugur, indah sekali warnanya.
Taman di Osaka Castle |
sungai di Osaka castle |
Pintu gerbang Osaka castle |
Papan nama Osaka castle |
Sakura |
tanda jalan untuk tuna netra |
Mengejar waktu, saya segera
menuju stasiun, naik kereta menuju Universal Studio Jepang, naek JR
Loopline jalur 1 ke arah shijonawate nanti ganti jalur kereta ditengah yang
arah ke Universal city station, tapi kadang2 ada yg langsung k USJ juga. Sampai
USJ saya hanya hendak berfoto di depan globe Universal Studio yang merupakan
icon di semua US. Saya memang tidak niat masuk ke dalam untuk main wahana,
karena udara sangat dingin menggigill. Ternyata banyak juga anak muda Jepang
yang minta tolong difotoin di sana. Ketika hendak membeli souvenir khas USJ, sayangnya
tidak bisa , karena tokonya hanya ada di dalam, kita harus beli tiket dulu.
Universal Studio japan |
Puas berfoto ria, saya
mengejar kereta menuju area pertokoan dekat Kedutaan Indonesia di Osaka, mampir
dulu ke Zara , lihat-lihat harga barag-barangnya rata-rata harganya setengah
daripada Zara di Jakarta. Sayang tidak ada waktu mampir ke toko Uniqlo yang
tokoknya termasuk yang terbesar di Osaka. Puas cuci mata, saya janjian melihat
illumination dengan Kristin di Midosuji, akhirnya bisa jalan-jalan dengan
Kristin walau cuma sebentar.
Illuminations Midosuji |
"Illuminations Midosuji",
adalah menghias pohon gingko di sepanjang jalan Midosuji Street
dengan lampu terang ,
yang diperpanjang hingga 500 m pada tahun ini,
menjadi sekitar. 1.9 km, yang merupakan Illumination
terpanjang di Jepang. Menggunakan LED dari "Midosuji kuning" yang
melambangkan warna gambar musim
gugur gingko, dan "cherry" yang
terang, pemandangan yang indah ini tak tertandingi di mana
pun di dunia ini, yang diciptakan
dengan iluminasi dari "Colonnade cahaya"
pada batang gingko kokoh dan "Stardust" yang
berserakan di cabang-cabang . Silakan
lihat di iluminasi baru, yang didekorasi dengan
warna putih dan merah,
melambangkan bendera nasional Jepang, dan sebagai
bentuk doa untuk pemulihan di daerah bencana Tohoku.
Tempat Midosuji: Osaka persimpangan ~ Shinbashi persimpangan
1 chome, Nakanoshima,
Kita-ku, Osaka ~ Minami-Semba, Chuo-ku, Osaka
Malam terakhir di Osaka,
stelah re-packing, akhirnya saya meninggalkan beberapa pakaian yang tidak perlu
di apartemen Kristin, semoga nanti dibawa ketika Kristin pulang ke Indonesia
(ngarep). Keesokan paginya, saya berangkat pagi-pagi buta diantar oleh Kristin
ke stasiun kereta, mengejar Shinkansen ke Shizuoka.
-
Shin-Osaka --> Shizuoka
6 Jan, jam 6 : 08 AM -
8: 10 AM Hikari 504
Terima kasih untuk Kristin dan adik-adiknya
atas masakannya dah keramahtamahannya ^^.
Osaka (akses bisa nake JR
line (New Rapid/ Rapid), Hankyu Line, Hanshin line (Express Train) dari Sannomiya
stasiun)
- Osaka Station (JR Stasion)
atau nama lainnya Umeda (nama wilayahnya)
- Yodobashi Camera (seberang
JR Sation)
- Umeda Skybuilding
- Yodoyabashi (yodoyabashi
Station Midosuji subway line *satu stasiun setelah umeda)
1. Spotnya Japan Bank
2. Midosuji Street
3. Osaka Central Office
4. Nakanoshima river
Semua spot di sini juga
bagusnya pada malam hari, karena city view dan suasana di tepi sungai
Shinsai bashi (Midosuji
subway line)
1. Spotnya pusat pertokoan
antara honmachi hingga namba panjangnya hampir sekitar 5km
2. Patung Glico
3. Kehidupan malam di Osaka
4. Patung Kepiting gede
5. Kantor Konsulat Jendral
Indonesia Osaka
*catatan daerah ini aktif
sampe jam 8 malam, krn pertokoannya pada tutup, tinggal night club dan izakaya
aja yg masih buka
5. Namba (namba Sation, Namba
Park)
6. Pusat elektronik
Nipponbashi (jam aktif Cuma mpe jam 7 malam)
•
Osaka
Castle (akses dr JR Osaka Station LOOPLINE jalur 2 yg arah ke Tsuruhashi)
•
Tsuruhashi
Korean Market (kampung dan pasar tradisonal org korea, banyak yang jual kimchi)
akses bisa dengan LOOPline juga
•
USJ
Osaka (naek JR Loopline jalur 1 ke arah shijonawate nanti ganti jalur kereta
ditengah yg arah ke Universal city station, tapi kadang-kadang ada yang
langsung ke USJ)
memang sangat asyik liburan di osaka kebetulan saya baru pulang dari sana pas waktu musim sakura lagi sedang mekar
BalasHapuswah senangnya bisa ngeliat sakura lagi mekar, salam kenal ya sis ^^
BalasHapusPermisi boleh nanya nggak bgaimana cara mengambil uang lewat atm dari kantor pos jepang itu?
BalasHapuscara ambil uangnya kaya ambil dari mesin ATM biasa di Indo aja sis, yg penting atm-nya ada tulisan maestro/cirrus-nya.
BalasHapusHi,
BalasHapusMau tanya donk, si JR Pass yg dibeli sejak dari Jakarta itu benar-benar bisa dipakai untuk semua transportasi JR dan buses di hampir seluruh kota di Jepang kah ? Karena sebelumnya saya baca, Kiki ada beli Kyoto Pass, apa si JR Pass tidak berlaku di Kyoto atau bagaimana ya ?
Mohon bantuan penjelasannya yaa, lg bingung mau beli JR Pass atau tidak dengan rute perjalanan Nagoya-Tokyo-Kyoto-Osaka-Nagoya.
Thank you :)
Regards,
Mya
@Mya, kl naik bis yg ada tulisan JR Pass, maka bisa naik semua bis/kereta yg ada di Jpg. Kl nggak ya kudu beli.
Hapus