Trip ini bermula dari tiket promo Merpati ( Rp 380,000.- PP), yang
langsung diamini oleh teman-teman DF Traveller di grup whatsapp, karena
diantara kami semua belum ada yang pernah ke Sulawesi Selatan (kecuali Candra sebagai tuan rumah).
Traveling ke Sulawesi Selatan ini, adalah misi untuk menyatukan
para traveler dari Detik Forum yang ingin berwisata ke pulau
Celebes (28-30 September 2012). Peserta yangg ikut dalam kegiatan ini adalah Bukan Radja (Nasrulloh),
Dila dan Cow (Candra ponco) dari Surabaya, Mpis (Zakiah ) dari DF
Jakarta, Micky dari DF Banjarmasin, Ditha dari DF Bali dan Dian dari DF
Malang.
Karena
keterbatasan waktu (fakir cuti), dalam 2 hari trip saya buat itinerary dengan tujuan utama ke Toraja (wisata budaya) &
Tanjung Bira (Ikon Sulawesi Selatan), padahal jaraknya sangat berjauhan, yaitu 13 jam perjalanan darat dengan mobil. Untung supirnya sangat tahu medan, sehingga jarak tersebut dapat ditempuh hanya dalam waktu 2 hari.
Dengan patungan sebesar Rp 350,000.-/orang, untuk sewa mobil, makan dan lain-lain,
sudah cukup untuk keliling Toraja – Bira. Kebetulan trip kali ini kita
dapat sponsor dari minuman Siprus.
Kedatangan kami di bandara internasional Sultan Hasanuddin diwarnai drama bookingan tiket maskapai Merpa**-nya si Nasrul yang ternyata tidak diakui oleh si maskapai, sehingga "terpaksa" membeli tiket baru dengan harga 10 kali lipat dari harga tiket promo yang sudah dibeli. Well the show must gogon. Kami datang dengan flight yang jamnya berbeda-beda. Yang pertama kali sampai adalah Micky dari Banjarmasin pada sore hari, sehingga sempat melihat sunset di Losari. Menyusul saya datang jam 1 pagi dari Jakarta (flight 2 jam). Kloter terakhir, Dita dari Bali via Surabaya, barengan dengan Delila, Nasrul, Dian , pesawatnya telat, sampai jam 2 kurang.
Setelah foto-foto sebentar, kami langsung menuju tujuan pertama yaitu Tana Toraja, dengan mobil Innova sewaan ( Rp 450,000.-/ malam + driver). Tadinya mau nyetir gantian , tapi ternyata trek ke Toraja cukup sulit, sehingga harus pakai driver yang tahu medan. Berangkat Sabtu dini hari, kami sempat mampir di Gunung Nona Enrekang sebagai tempat untuk
menikmati kopi pertama di tanah Sulawesi dengan disambut hujan gerimis.
gunung Nona Enrekang |
Setelah kurang lebih 8 jam perjalanan, kami tiba di Kabupaten Toraja pada pukul 9 pagi dan langsung mencari makanan khas Makassar, yaitu Coto Makassar sebagai sarapan pagi. Selesai sarapan kami lanjut ke tempat wisata pertama di Tana Toraja, yaitu Kete’ Kesu yg merupakan makam keluarga dengan ciri khasnya, yaitu deretan Tongkonan yang merupakan ciri khas Kabupaten Toraja. Ternyata pada saat itu beberapa hari sebelumnya baru saja diadakan upacara kematian rambu solo, sayangnya kami terlambat datang sehingga tidak bisa menyaksikan upacara penting ini. Dari Kete’ Kesu kami langsung menuju ke Londa . Walaupun disambut dengan hujan gerimis, tapi kami tetap mencoba memasuki goa alami di Londa dan menyaksikan sendiri jenazah yang sudah puluhan tahun berada di dalam Gua.
Kete' Kesu |
Kete' Kesu |
gua di Londa |
Kete' Kesu |
Lemo |
Tempat yg terakhir kami kunjungi di Toraja adala Lemo perbedaan dari 2 tempat sebelumnya yaitu tempat pemakaman di tebing ini ternyata adalah hasil pahatan manusia yg membutuhkan ritual tersendiri untuk bisa memasukkan jenazah di tempat tersebut.
Karena keterbatasan waktu, kami hanya bisa mengunjungi 3 tempat tersebut
dan langsung melanjutkan perjalanan menuju ke Tanjung Bira. Mampir sebentar di toko untuk membeli kopi khas Toraja .Oleh karena perjalanan panjang dalam waktu yang sangat singkat, kami hanya beristirahat di mobil selama perjalanan.
Dari Tana Toraja menuju Tanjung Bira kami menggunakan jalur
Sopeng-Bone-Sinjai, yang kata pengantar kami, jalurnya lebih cepat dan aman
saat perjalanan di malam hari. Karena rasa lelah dengan perjalanan jauh
kami sempat berhenti hingga subuh di Bone, karena pak supir yaitu pak Petrus yang asli Toraja Utara mengantuk.
Dari Bone sampai Tanjung Bira kami tiba hari Minggu jam 9
pagi , dan langsung bernarsis ria di Pantai Bira hingga pukul 11 siang. Dari
Tanjung Bira kami langsung ngebut ke Makassar, tapi kami menyempatkan
mencari makan siang Sop Sodara dengan ikan Bolu khas pangkep di daerah
perbatasan Bulukumba dan Bantaeng. Porsi nasi di rumah makan ini, satu orang dikasih 2 piring. Selesai makan, kami segera melanjutkan perjalanan.
Tiba di Makassar, setelah mengantar beberapa teman ke bandara, dengan dibumbui drama ngebut di jalan mengejar penerbangan sore, supaya tidak terlambat check in. Kami melanjutkan perjalanan ke Fort of Rotterdam dan mengejar sunset di anjungan Pantai Losari. Saya menyempatkan diri membeli oleh-oleh makanan khas Makassar. Akhirnya mobil kembali ke bandara untuk mengantarkan saya pulang, tapi teman-teman lain masih ada yang menambah sehari, dan mereka pergi ke Bantimurung. End of story.
Losari |
Catatan : tiket masuk ke semua tempat rata-rata Rp 5,000.-/orang, kec di Lemo, Rp 10,000.-/orang
sip dah, nanti klo jalan2 lagi saya diajakin yah :)
BalasHapussiap :))
BalasHapuswaaah... ada pantainya juga..
BalasHapusyoi
BalasHapus