Kiki's photo album

Jumat, 03 April 2009

Unpublished essay => Sex Education bagi para kalangan pemuda di negara Jepang

Ini adalah salah satu dari draft essai ilmiah (cie ilmiah hehe) saya yang dibuat untuk kepentingan mengikuti lomba essay mengenai masalah sosial di negara Jepang yg diadakan oleh pusat kebudayaan Jepang, Japan Foundation Jakarta. Namun sayang sekali karena waktunya yang mepet ( karena dikasih tau Si Lanny temen saya juga udah terlambat sekali,, :sweatdrop, akhirnya essay ini tidak pernah selesai, dikirim maupun dipublikasikan,,,

====================================================================

Sex Education bagi para kalangan pemuda di negara Jepang

Berawal dari percakapan iseng-iseng dengan salah seorang kawan karib saya Manda san yang sedang menimba ilmu di Jepang, dan kebetulan dia bekerja part time pada salah satu toko yang berada di daerah Shizuoka, kami sampai pada suatu kesimpulan bahwa kepedulian para kalangan muda di Jepang mengenai sex education sangatlah kurang. Manda san sempat melakukan pengamatan dalam suatu kurun waktu mengenai penjualan alat pengaman (baca: kondom red.) yang biasanya banyak digunakan oleh para pasangan dalam melakukan hubungan seksual. Dari pengamatan ini dapat disimpulkan bahwa penjualan terhadap alat pengaman/kondom di toko pada daerah tersebut sangatlah rendah.

Berangkat dari keprihatinan bahwa pada saat sekarang ini banyak terjadi kehamilan di luar nikah pada para wanita di Jepang, membuat saya berfikir bahwa hal ini patut untuk diangkat ke permukaan. Seperti halnya di Indonesia, di Jepang pun mungkin merupakan hal yang tabu bagi orang tua/ pendidik dan anak untuk membicarakan mengenai sex education baik di dalam keluarga maupun di sekolah. Latar belakang keluarga di Indonesia yang saya yakin masih banyak yang memegang teguh nilai – nilai agama, mungkin termasuk keluarga anda ataupun keluarga saya sendiri, mungkin menyebabkan pengetahuan para kaum muda mudi mengenai perilaku seks di luar nikah cukup tabu untuk dibicarakan sampai tiba waktunya telah cukup untuk berkeluarga. Namun dikarenakan arus globalisasi yang telah merasuk ke dalam sendi – sendi kehidupan para remaja di belahan dunia manapun, tidak dapat mencegah terjadinya hubungan seksual di luar nikah di antara para remaja yang sama sekali tidak tahu bagaimana melakukan hubungan seksual yang aman, sehingga tidak bisa menghindarkan diri dari terjadinya penularan penyakit kelamin, dan mencegah terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan.

Berdasarkan cerita dari Manda san pula saya mengetahui bahwa sosialisasi terhadap penggunaan alat pengaman dalam melakukan hubungan seksual pada masyarakat Jepang sangatlah kurang. Hal ini ditandai dengan hampir tidak adanya iklan komersial di televisi maupun di media massa mengenai pemakaian alat pengaman/kondom dalam melakukan hubungan seksual.

Mengapa hal ini bisa terjadi di Jepang ? apakah latar belakang kehidupan masyarakat di Jepang merupakan salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya pen-tabuan untuk mensosialisasikan hal tersebut. Ataupun karena memang kesadaran masyarakat Jepang mengenai sex education sangatlah rendah ? Hal ini patut kita sayangkan. Karena dalam suatu negara yang maju, pola pikir masyarakatnya pun harus maju. Bagaimana caranya ? Ini bukanlah pekerjaan rumah untuk para pemimpin negara, namun merupakan PR yang harus diselesaikan oleh rakyatnya sendiri. Bagaimanakah caranya ?

Pertama kali yang harus dilakukan adalah, bagaimana caranya dapat melakukan suatu koordinasi antara badan-badan yang bertanggung jawab dalam hal kepemudaan, yang kiranya dapat merangkul para kaum muda di Jepang sana. Supaya mereka paham dan sadar benar akan bahaya-nya melakukan seks di luar nikah, ataupun kalaupun mereka memang termasuk orang-orang yang melakukannya tersebut, mereka harus tahu resiko yang akan didapatkan kalau mereka melakukan perbuatan tersebut tanpa pengetahuan seksual yang cukup dan juga mengenai masalah kehigienisan.

Mungkin keprihatinan kita belum tentu didengar atau diberikan perhatian yang khusus oleh para pihak yang terkait, namun atas nama solidaritas kemanusiaan, saya rasa sebagai orang-orang yang paham benar akan bahaya-nya melakukan perbuatan yang tidak dapat dipertanggungjawabkan, tentu hanya akan menyebabkan masalah baru di kemudian hari.

5 komentar:

  1. Sex education hanyalah propaganda....

    "Tuhan telah menganugerahkan secara alamaiah, Apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak..Bahkan Tau bagaimana harus berbuat, padahal sebelumnya tidak pernah terlintas atau terpikirkan"

    NO sex make War..!!! kekekeke

    BalasHapus
  2. what war ? wekeke
    it's natural instinct or basic instinct ya ? hehehe

    BalasHapus
  3. Pernah denger AV (adult video) yg beredar di Jepang ga? Itulah contoh sex education di Jepang, hehehehe...ancuuuurrrr....

    Tp gue suka anime-nya :D

    (gopek)

    BalasHapus
  4. Masyarakat Jepang sama dengan Masyarakat Indonesia terutama dalam hal nilai-nilai tradisional dan tabu yang diwarisi sejak jaman Feodal. Sehingga inilah yang membuat mereka tidak menyadari bahaya yang dihadapi padahal kita semua tahu bahwa Jepang telah menjadi negara yang sangat modern dan maju. Dengan bercampurnya kebudayaan asia (jepang) dan barat namun tidak disertai filter yang baik, maka tidak heran banyak sekali terjadi penularan penyakit HIV-AIDS, penyakit infeksi menular seks, kehamilan yang tak diinginkan/direncanakan yang bisa mengarah ke bentuk aborsi dsb.

    Untuk menanggulangi ini semua tidak hanya menjadi tugas pemerintah jepang saja, namun juga tugas dan kesadaran masyarakat itu juga. Seperti memasyarakatkan penggunaan kondom (membuat semacam mesin ATM untuk pembelian kondom), kampanye pendidikan seks sehingga mereka tau dan sadar akan pentingnya safe sex, aktif kampanye akan bahaya HIV-AIDS dsb.

    Sekali lagi, saya disini tidak mendukung free sex, namun jika itu pilihan yang diambil maka lakukanlah dengan bertanggung jawab.

    BalasHapus
  5. @ Tomi : Hey welcome aboard here,,akhirnya lu nongol jg hehe,,AV ? gw taunya video Vivid hahaha

    @ Sis Zula : yoi bener bgt tuh,,yg jls mencegah lebih baik drpd menanggulangi.
    tabik.

    BalasHapus